Berikut Kronologis Lengkap
Pembubaran Persiapan Ibadah Tahunan Memperingati 1 Desember 2015 Di Nabire Dan
Penangkapan 17 Orang Oleh Kepolisian Republik Indonesia Polres Nabire.
Tanggal 24 s/d 25 November 2015,dilakukan pembersihan lokasi Taman Bunga Bangsa (Ex.Lokasi Pengibaran Bendera Tahun 2000),Oyehe,Nabire. Yang dikoordinir oleh Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire, yang sering dilakukan dalam persiapan Ibadah tahunan.Tanggal 26 November 2015, jam 16:00 WP, Kapolres Nabire AKBP. H. R. Situmeang, mendatangi lokasi persiapan yang dibersihkan dan menemui salah satu Kordinator Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire (Zet Giay).
Kapolres Nabire
mengatakan untuk “Tidak Melakukan Ibadah Pada Tanggal 1 Desember 2015, dengan
alasan “Akan Mengganggu PILKADA serentak yang akan berlansung tanggal 09
Desember 2015.
Kordinator
Zet Giay mengatakan; “Bahwa pada tanggal 9 Desember 2015, sebagai pilkada
serentak, itu menjadi hal yang dinantikan bagi seluruh rakyat nabire, saya
pribadi dan seluruh kawan-kawan yang ada disini (lokasi bendera), untuk memilih
pemimpin baru di kabupaten nabire, jadi sangat tidak wajar, kalau aktivitas
ibadah yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 desember tiap tahun, akan
mengganggu dilaksanakan pilkada. Dan juga tiap tahun kami diijinkan oleh
Kapolres yang sudah-sudah sebelumnya (Kutipan Asli Dari Sumber).Dari hasil
pembicaraan tersebut, Kapolres lalu meninggal lokasi.
Tanggal
27 November 2015, telah dikirim suarat pemberitahuan, ke Polres Nabire, perihal
penyampaian pembersihan lokasi Taman Bunga Bangsa dan Ijin Ibadah Tanggal 1
Desember 2015 mendatang di (Ex.Lokasi Pengibaran Bendera Tahun
2000),Oyehe,Nabire.Oleh Panitia perayaan HUT 1 Desember 2015/Koalisi Masyarakat
Papua Kabupaten Nabire Cord. Yones Douw,Gunawan Inggeruhi dan Zet Giay. Namun
sampai tanggal 28 November tak ada Surat Ijin dari pihak Polres Nabire, dan
terkesan mengabaikan/acuh saat dikonfirmasi oleh oleh panitia pelaksanaan.
Jam
09:00 WP, warga masayarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Papua
Kabupaten Nabire, kembali melakukan pekerjaan pembersihan di lokasi Taman Bunga
Bangsa, yang dikoordinir oleh Yones Douw,Zet Giay dan Gunawan Inggeruhi.
Jam 11:16 WP, 3 truk Dalmas Polres Nabire, dipimpin Kasat Dalmas dengan konfoi beberapa kendaraan mendatangi lokasi Taman Bunga Bangsa, dengan persenjataan lengkap dan melakukan pembubaran pekerjaan dan penangkapan kepada 17 pemuda yang melakukan pembersihan lokasi, dengan nama; Markus Boma, Frans Boma,Habakuk Badokapa,Sisilius Dogomo,Agus Pigome,Matias Pigai,Jermias Boma,Yohanes Agapa,Alex Tebai,Yesaya Boma,Adolop Boma,Matias Adii,Martinus Pigai,Aluwisius Tekege,Pilipus Bobi,Yavet Wetipo,dan Margeretha Bobi.
Dalam pembubaran
pekerjaan dan penangkapan tersebut juga, dilakukan “Pemotongan sisa tiang
ex.bendera oleh aparat kepolisian polres nabire, tiang tersebut yang
melambangkan peristiwa tahun 2000 dirobohkannya tiang tersebut oleh Brimob
Polda Papua, dan jatuhnya korban jiwa sebanyak 3 orang, korban luka-luka 19
orang (Laporan PANEL Papua Wilayah Nabire)
Jam
12:00 WP, 17 orang ditahan resmi oleh Polres Nabire. Dengan alasan penahanan
“Aktivitas Pekerjaan Tak Diizinkan Oleh Polres Nabire”. Selama berada di
polres, 17 orang didampingi oleh Kordinator Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten
Nabire (Yones Douw,Zet Giay dan Gunawan Inggeruhi).
Tanggal
29 November 2015, Jam 00:26 WP, 17 Tahanan dibebaskan tampa syarat. Namun pihak
kepolisian/Kapolres Nabire mengatakan bahwa; “Tidak Mengijingkan Ibadah Tanggal
1 Desember 2015, Dalam Bentuk Apapun”.
Situasi
Terkini : Tanggal 29 November 2015, jam 15:00 WP, Koalisi Masyarakat Papua
Kabupaten Nabire/Panitia, melihat tindakan arogan dan represif Kapolres Nabire,
maka; memutuskan :
1.Ibadah
memperingati 1 Desember 2015, tetap akan dilaksanakan oleh warga nabire yang
dikoordinir ,Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire dengan agenda ibadah,
dan bakar batu (Barapen), namun tempat kegiatan belum diputuskan, berhubung
sikap kapolres yang represif dan arogan.
2.
Meminta Kapolri dan Kapolda Papua. Untuk mengantikan Kapolres Nabire AKBP. H.
R. Situmeang dengan Kapolres baru sebelum tanggal 1 Desember 2015, karena sikap
Kapolres Nabire yang ini sangat menunjukkan sebuah konspirasi yang dibuat,
untuk mengacaukan ibadah tanggal 1 Desember 2015. Yang buntutnya akan terjadi
kasus Tolikara kedua,kasus Paniai Kedua oleh hal-hal kecil yang sebenarnya bisa
diselesaikan. Dan sehingga kedepan apabila situasi baru di nabire jangan ada
yang saling menyalahkan.
Berikut
Juga Tanggapan Kordinator Lapangan:
Gunawan Inggeruhi: Sebagai aktivis WPNCL yang tergabung dalam ULMWP sangat menyayangkan sikap Arogan Kapolres Nabire yg memotong eks tiang bendera yang sudah ada selama 14 Tahun. Kami dari tahun ke tahun beribadah dan selalu aman. Sehigga kami minta untuk Kaplores di ganti degan anak Papua. Soal persoalan Papua degan masuknya Papua di MSG sebagai peninjau,membuktikan bahwa papua sudah jadi masalah Internasional.
Dinilai tindakan ini sangat konyol apalagi yang membungkam demokrasi oleh Kapolres yang
level dan kapasitasnya, sangat rendah untuk mengurusi hal-hal yang kini menjadi
Urusan Dunia Internasional. Jadi dengan tegas kami Meminta Kapolres Nabire
Diganti secepat mungkin, karena membungkam ini sangat tidak manusiawi oleh
Kapolres Nabire. Dan kalau dibiarkan akan ada gesekan yang akan menimbulkan
konflik.
By Mahasiswa Papua
Posting Komentar