Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » MAHASISWA ASAL KABUPATEN DOGIYAI DENGAN TEGAS MENOLAK PEMEKARAN KABUPATEN MAPIA RAYA

MAHASISWA ASAL KABUPATEN DOGIYAI DENGAN TEGAS MENOLAK PEMEKARAN KABUPATEN MAPIA RAYA

Posted by . on Minggu, 30 Agustus 2015


Jubi, Abepura – Mahasiswa asal kabupaten Dogiyai dari wilayah Mapia dengan tegas menolak sejumlah oknum yang memperjuangkan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Mapia Raya.
Penolakan itu disampaikan mahasiswa Mapia dalam jumpa pers di cafe Prima Garden, Abepura Kota Jayapura Papua, Sabtu (29/08/2015

Dengan tegas kami menolak  pemekaran yang diperjuangkan,” kata Musa Boma kepada awak media melalui telepon. Katanya, mahasiswa asal Mapia menolak lantaran daerah itu belum siap menjadi satu wilayah DOB. Sejumlah hal yang menjadi persyaratan utama sebuah wilayah kabupaten belum terpenuhi dan belum melalui proses yang normal. Pemekaran harus melalui proses dialog dan rekomendasi rakyat setempat namun tim yang memperjuangkan pemekaran tidak melakukannya, kata Boma.

Tidak pernah dialog dengan warga. Tim pemekaran juga belum melakukan kordinasi dengan pemerintah daerah kabupaten Dogiyai. Buktinya sidang DPR kemarin tidak menyebut satu poin pun mengenai pemekaran, jika demikian dari mana anggaranya mereka main terbang ke Jakarta urus pemekaran,” tanya Boma.

Penolakan senada disampaikan, rekan Boma, Imanuel Magai. Ia mengatakan tim yang memperjuangkan pemekaran tidak memperhatikan UU pemekaran. Pemekaran harus memenuhi sejumlah syarat. Syarat penduduk, wilayah, sumber pendapat daerah dan yang paling utama syarat persiapan sumber daya manusia (SDM).
“Semua syarat ini harus siap tetapi kenyataannya tidak. Sarjana dari tempat ini saja tidak sampai 100 orang. Pemekaran Dogiyai saja belum mampu membangun. Kalau begitu, mau apa perjuangan Tim pemekaran ini?” katanya.

Katanya, pemekaran ini hanya melahirkan konflik. Warga hingga elit politik wilayah ini belum dewasa dalam pendidikan politik pembangunan daerah. Buktinya, kata Magay, pemilihan kepada daerah waktu yang lalu membuat perpecahan antar marga, kampung dan wilayah.
“Kalau pemekaran lagi, warga yang sudah baku benci, pemilihan kepala daerah pasti terjadi konflik,” tegasnya.

Moses Iyai, salah satu mahasiswa yang hadir dalam jumpa pers itu mengakui, pemekaran itu hanyalah kepentingan elit politik. Karena, kenyataan kehadiran Kabupaten Dogiyai, belum mampu menjamin kehidupan masyarakat. Pemerintah belum mampu membangun satu kehidupan warga yang kokoh dari sebagai bidang kehidupan.
“Anehnya, pemerintah pusat tanpa melihat, lakukan pemekaran wilayah,”kata Iyai. (Mawel Benny)

**By Mahasiswa Papua
 

SHARE :
CB Blogger

6 komentar

Kris Degei 31 Agustus 2015 pukul 07.06

Pemekaran itu inisiatip sendiri para pejabat-pejabat yang telah gugur dalam Dunia Politik jadi kita sebagai Tulang Punggung Bangsa, kita bersi keras menolak semua pemekaran yang membuka lahan bagi koruptor dan raksa-raksa yang datang dari luar Papua untuk mencari dafka hidup dengan kekerasan pembantaian, pembunuhan di bumi Cenderawasih. "HANYA ADA SATU KATA YAITU LAWAN"

Yulianus Pugiye 19 September 2015 pukul 15.14

Pemekaran bukan solusi bagi MASYARAKAT MAKA ITU KAMI TETAP ADA PADA GARIS PENOLAKAN.

Kris Degei 23 September 2015 pukul 10.03
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Kris Degei 23 September 2015 pukul 10.05

SIKAP ADE JAGO.

Unknown 23 Oktober 2015 pukul 17.56

Prinsip Kita terus Menolak karena Tim pemekaran itu mereka hanya Mengejar Jabatan tidak tau memberdayakan Masyarakat.

Burung odiai menyuarakang 16 Mei 2016 pukul 23.12

sangat luar biasa kawan.musa artinya pemimpin bangsa israel.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 .. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger